TINDAK TUTUR PADA NASIHAT BERBAHASA JAWA YANG BERKONJUNGSI YEN
Abstract
This research analyzes advisory utterance in Javanese language. The advisory speech contains conjunction element yen “if”. The advisory utterance contains teaching that reflects Javanese culture .The teaching was a grandeur cultural heritage in character education.The approach used is pragmatics and structural theory.The structural theory approach is used to see form of advisory speech.The next discussion employs pragmatics theory to explain intention embodied in Javanese advisory speech. The method is descriptive and qualitative method based on pragmatics. The result shows that the advisory utterance with conjunction element yen “if”, particularly verbal act review are five speech act types. Those were (i) reminding, (ii) advising, (iii) ordering, (iv) prohibiting, and (v) expecting or imagining. Those speech acts could be used as part of education learning.
Tulisan ini mengkaji tuturan yang berisi nasihat dalam bahasa Jawa. Tuturan nasihat tersebut memuat unsur konjungsiyen‘jika’. Tuturan nasihat itu memuat ajaran yang mencerminkan budaya Jawa. Ajaran yang termuat pada tuturan nasihat itu merupakan warisan budaya yang luhur dalam pendidikan budi pekerti. Dalam kajian ini digunakan teori pragmatik dan teori struktural. Pendekatan dengan teori struktural digunakan untuk melihat bentuk tuturan nasihat. Pembahasan selanjutnya digunakan paradigma pragmatik untuk menjelaskan kandungan maksud pada tuturan nasihat dalam bahasa Jawa. Metode yang digunakan ialah metode deskriptif kualitatif, dengan pijakan atau landasan pragmatis. Hasil dari kajian dengan teoripragmatik pada tuturan nasihat berunsur kata yen ini, khususnya kajian tindak verbal, ialahlima jenis tindak tutur. Tindak tutur tersebut diungkapkan dalam bentuk kata kerja.Kelima tindak tutur yang termuat dalam tuturan nasihat berunsur konjungsi yen yaitu (i) mengingatkan, (ii) menganjurkan, (iii) menyuruh, (iv) melarang, dan (v) mengharap atau berangan-angan.Kelima jenis tindak tutur itu dapat digunakan sebagai bagian dalam pembelajaran budi pekerti.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bakri. 2016. Analisis Percakapan Bahasa Sasak dalam Perspektif Gender: Sebuah Kajian Wacana Kritis The Analysis of Sasak Language From The Gender Perspective: A Critical Discourse Analysis. Aksara: Jurnal Bahasa Dan Sastra, 28 (1), 91-102.
Baryadi, I. P. 2012. Bahasa, Kekuasaan, dan Kekerasan (edisi revisi). Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Kartomihardjo, S. 1988. Bahasa Cermin Kehidupan Masyarakat (Vol. 1). Jakarta: P2LPTK, Dirjen Dikti, Depdikbud.
Nurlina, W. E. S. 2013. Leksikon Berkonsep Makna "Rasa Sakit pada Tubuh Khususnya di Kepala" dalam Bahasa Jawa: Analisis Komponen Makna". (I. bagus P. Yadnya, Ed.), Proceeding 6th International Seminar on Austronesian--non-Austronesian Languages and Literatures. Bali: Program Studi Linguistik, Pascasarjana, Universitas Udayana.
Nurlina, W. E. S. 2014. Tuturan Sasanti Berupa Wewale Yang Bermakna Kesantunan (Andhap Asor) Dalam Bahasa Jawa. In D. Prabowa (Ed.), Prosiding: Diskusi Ilmiah (Lokakarya Hasil Penelitian) Kebahasaan dan Kesastraan (pp. 321-336). Yogyakarta.
Setiawati, E. 2017. Kajian Struktural dan Nilai Moral dalam Kumpulan Cerpen Kompas 2015 Serta Pemanfaatannya sebagai Bahan Ajar, 7(2), 132-142.
https://doi.org/10.23969/literasi.v7i2.397
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa: Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis (pertama). Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Sudiro, S. 1959. Retna Ginubah: Didikan Budi Perkerti (I). Jakarta: Bale Poestaka Djakarta. Retrieved from B.P.No.2039
Suratno, P. dan H. A. 2004. Gusti Ora Sare (pertama). Penerbit Adiwacana.
Wijana, I. D. P. 1997. Dasar-Dasar Pragmatik. Ior (1st ed., Vol. 1). Yogyakarta: Andi Offset.
DOI: https://doi.org/10.26499/wdprw.v47i1.324
Article Metrics
Abstract view : 404 timesPDF - 272 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by
![]() | ![]() | ![]() | ![]() |