VITALITAS BAHASA, DIGLOSIA, DAN KETIRISANNYA: PEMERTAHANAN BAHASA MANDURO DI DESA MANDURO, KECAMATAN KABUH, KABUPATEN JOMBANG, JAWA TIMUR
Abstract
A minority language will be very difficult to survive if the language is surrounded by a majority language, moreover, this region is very dependent on the surrounding area, both in terms of economy, government, education, and health. However, some regions can survive and are not affected by the surrounding languages. This study seeks to describe the language vitality, diglossia, and language leakage.The study sites were taken in four hamlets (Dander, Goa, Matokan, and Gesing) Manduro Village, Kabuh, Jombang, East Java. Manduro village was chosen because its inhabitants speak Madurese, but are surrounded by Javanese residents and are separated from their mother tongue (Madurese). Data sources were taken from one hundred respondents in four groups (children, teenagers, adults, and old).Data collection uses source triangulation techniques: observation (note-taking), questionnaire (adapted from Bahasa Kita Atmajaya questioner), and in-depth interviews. The results of the study showed that language vitality index was 0.69; category IV; stable, but potentially threatened. Diglossia is in family domain, kinship, neighbors, and friendship. The language leakage occured of friendship domain.
Suatu bahasa minoritas akan sangat sulit bertahan jika bahasa itu dikepung oleh bahasa mayoritas, apalagi wilayah ini sangat bergantung pada wilayah sekitarnya, baik dari sisi ekonomi, pemerintahan, pendidikan, dan kesehatan. Akan tetapi, beberapa daerah seperti itu justru mampu bertahan dan tidak terpengaruh dengan bahasa-bahasa di sekitarnya.Kajian ini berusaha mendeskripsikan vitalitas bahasa, diglosia, dan ketirisan bahasa (language leakage).Lokasi penelitian diambil di empat dusun (Dander, Goa, Matokan, dan Gesing) Desa Manduro, Kecamatan Kabuh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Desa Manduro dipilih karena penduduknya berbahasa Madura, tetapi dikelilingi oleh penduduk berbahasa Jawa serta terpisah dengan bahasa induknya (bahasa Madura). Sumber data diambil dari seratus responden dalam empat kelompok (anak, remaja, dewasa, dan manula). Pengumpulan data menggunakan teknik triangulasi sumber: pengamatan (simak-catat), angket (diadopsi dari questioner Bahasa Sehar-hari Universitas Katolik Indonesia Atmajaya, dan wawancara mendalam. Hasil kajian memperlihatkan indeks vitalitas bahasa adalah 0,69, kategori IV, dengan situasi bahasa stabil-mantap, tetapi berpotensi terancam. Diglosia terdapat pada ranah keluarga, kerabat, pertetanggaan, dan pertemanan. Ketirisan diglosia terjadi pada ranah pertemanan.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Ferguson, C. A. 2015. Diglossia. 7956 (1959), hlm. 325-340. https://doi.org/10.1080/00437956.1959.11659702
https://doi.org/10.1080/00437956.1959.11659702
Gunarwan, Asim. 2006. "Kasus-Kasus Pergeseran Bahasa Daerah : Akibat Persaingan Dengan bahasa Indonesia ?" Linguistik Indonesia. 24 (1), hlm. 95-113.
Wilian, S. 2005. "Bahasa Minoritas, Identitas Etnik, dan Kebertahanan Bahasa". Linguistik Indonesia. 23 (1), hlm. 89-102.
Gunarwan, Asim. 2007. Pragmatik: Teori dan Kajian Nusantara. Jakarta: Penerbit Universitas Atmajaya.
Barbara, Grimes F. 2002. Kecenderungan bahasa untuk hidup atau mati secara global (global language viability): sebab, gejala, dan pemulihan untuk bahasa-bahasa yang terancam punah". Pelba 15, (B. Ka. Purwo, Ed.) Jakarta: Kanisius, 2002, hlm. 1-39.
Ibrahim, A.G. 2008. "Bahasa Terancam Punah: Sebab-sebab Gejala dan Strategi Pemecahannya". (disampaikan di Kongres Internasional lX Bahasa lndonesia).
Winarti, Sri. 2014. "Vitalitas Bahasa Bahonsuai di Desa Bahonsuai, Provinsi Sulawesi Tengah". Widyaparwa, 42 (1), hlm. 61-74.
Shoimah, L. 2017. "Pemertahanan Bahasa Madura di Desa Kramat Pulau Mengare Kecamatan Bungah Kabu-paten Gresik (Kajian Sosiolinguistik)". Sapala, 3 (2).
Octavia, Nisa. 2016. Pemertahanan Bahasa Madura oleh Kelompok etnis Madura di Pasar Pabean Surabaya: Kajian Sosio-linguistik. Universitas Airlangga. Skripsi.
Mulyadi. 2014. "Pemakaian Bahasa Madura di Kalangan Remaja". Okara, 8 (2).
-------. 2015. "Strategi Pemerintah Kabupaten Pamekasan dalam Pemeliharaan Bahasa Madura". Okara, 9 (2).
Jannah, Afifatul, dkk. 2015. "Pemertahanan Bahsa Using di Desa Biting Kecamatan Arjasa Kabupaten Jember (Kajian sosiolinguistik)". SRA-Humanities.
Mayasari, D. 2014. Konstruksi Tuturan Masyarakat Manduro dan Proses Transmisinya di Desa Manduro Kecamatan Kabuh Kabupaten Jombang sebagai Pendukung Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD Manduro. Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi.
Anton, Syah. 2011. "Kongres Kebudayaan Madura 2011: Revitalisasi Budaya Lokal Atau Seremonial". Lontar Madura, 2011. [Online]. Available: http://www.lontarmadura.com/kongres-kebudayaan-madura-2011/.
Sugiyono dan Wisnu Sasongko. 2014. Sikap Bahasa Masyarakat Perkotaan di Kalimantan. Widyaparwa, 42 (2), hlm. 99-110.
DOI: https://doi.org/10.26499/wdprw.v47i2.293
Article Metrics
Abstract view : 1180 timesPDF - 687 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Indexed by
![]() | ![]() | ![]() | ![]() |